Ku Simpan Rindumu Semalam
kusimpan ridumu di atas punggung
yang kau belai semalam
agar aku mampu membelaimu
kapan ku mau
Suka, Sayang dan Cintaku
sukaku semilir malam
membelai dinginnya hatimu
sayangku mentari esok hari
menghangatkan simpul nadi-nadi
cintaku tsunami sore hari
yang menerpa dinding-dinding gairahmu
bagaimanakah dengan dirimu tentangnya?
Berpeluk Rindu
kekasihku diamlah kau disitu
aku akan mendatangi cintamu
meski hanya berpayung perdu
kekasihku tataplah aku
aku memandangimu
meski hanya berpeluk rindu
GERHANA
Semalam bulan pergi sebentar,,,,yach….. gerhana lagi kataku……. Ku lekas-lekas ambil air wudhu dan menghadap sang kuasa. “Ya Allah, ampuni hamba-hambaMu,yang telah lalai dengan tingkah kami,ya Allah…….” Bergegas lagi aku ambil ponsel mencoba menghubungi temen-temen yang lain, woi…. Bangun!!!!!!
Ku ajak bicara pada cinta di ujung sana, bercerita sedikit hingga merajalela. Sayang, lihatlah bulan di atas sana, alam pun kian menyapa dengan ketegangannya. Belum sembuh hati ini dengan gempa-gempa dan lain sebagainya kini bulan mulai menutup malam walau hanya sebentar saja.
Sayang, meski bulan diatas sana tertutup kelam semoga kita tak lagi gerhana pada cinta-cinta yang kita untai bersamamu, semoga Allah meridhoi kisah kita beserta alam yang menjadi teman.
Perang oh Perang, Damai oh Damai

Hari gini perang masih melanda, pasukan jihad bergegas berangkat demi keadilan, dengan menggenggam tekad dan memanggul tongkat keberanian mereka bergegas, bergerak hingga berlarian. Emosi-emosi itu kini mengendalikan mereka yang berperang demi kemenangan. Belum berakhir pikirku melayang tiba-tiba........
Kringggggg............kringgg..........telfonku berdering, hello kawan pa kabar? Nyelonong kata disana dibarengi dentuman bom hingga deraan selongsong. “maaf siapa ini ya?, kataku”, aku punk Tholib, sekarang aku di Palestina nich, hadang musuh. “ha........????? Tholib, di Palestina, hadang musuh? Kataku”, Tholib adalah orang Timur Tengah yang dulu pernah mengikuti pertukaran pelajar di kampusku.
Baik lib, kabarku baik-baik saja, hey gila kamu ya, ikut perang pa?, perang kok sempat nelfone to lib? kataku”, iya aku ikut perang, aku telfone karena pingin mohon doanya,aku pingin dimana-mana ada kedamaian punk,jawabnya”. O iya lib aku mau tanya nech, kalau damai itu menurut kamu gambarannya seperti apa? Tanyaku mancing”, gini, kedamaian itu tak ada peperangan angkat senjata, masyarakat hidup tenang and so on guys, katanya” nah lib, kalau tak ada peperangan angkat senjata, kayaknya masyarakat sebagian sudah tenang tapi sebagian lagi kelaparan dan cari makan susah itu udah damai belum? Kataku”
Ya,gimana ya punk aku juga bingung. Ya pokoknya seharusnya tidak ada perang moral maupun spiritual yang jelas bebas and bebas, hidup rukun, tenang lan tentrem, iyo nopo ora?, dengan bahasa yang ga’ karuannya pun aku sedikit geli juga mendengarnya.
Lib, menurutmu negaraku sudah damai belum, udah merdeka atau belum secara keseluruhan, sedangkan negaraku lagi banyak bencana, masyarakat susah cari kerjaan, cari makan dan cari hati yang benar-benar murni hatinya..........????????
Punk, besok aku telfon lagi ya, ni keadaan disini masih gawat, aku telfon kamu karena aku minta doamu untukku dan semua bangsa-bangsa seluruhnya terpelihara kedamaian n no war anymore. Ok punk?! Pertanyaanmu akan aku pikirkan bersama teman-teman disini?,bicara Tholib kayak di kejar meriam,lho..lho... jadi nelfon ga’ nech,’kataku’. hey lib, pesanku jangan Cuma dipikirkan tapi lakukan sesuatu untuk pertanyaanku itu. ok guys, see u and semoga Allah Meridhoi kalian para pejuang, MERDEKA!!!! Bye bye